Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Tahun 1901
Sejarah ejaan berbahasa Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 1901 diketahui dengan Ejaan Van Ophuijsen. Van Ophuijsen adalah ahli bahasa yang berasal dari Belanda. Ejaan ini dipakai untuk menuliskan kata-kata dari Bahasa Melayu berdasarkan versi yang dipahami orang Belanda. Huruf “j” dipakai untuk memperlihatkan suara “y”, mirip pada “jang” sekarang dibaca “yang”. Huruf “oe” digunakan untuk memberikan bunyi “u”, mirip pada “goeroe” sekarang dibaca “guru”.
Tahun 1947
Pada 17 Maret 1947 muncul ejaan republik atau ejaan Soewandi. Soewandi adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada masa tersebut.
Tahun 1972
Pada tanggal 17 Agustus 1972 didirikan penggunaan ejaan gres untuk bahasa Indonesia oleh Presiden Republik Indonesia. Ejaan ini dikenal dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
Beberapa teladan pergeseran yang terjadi diantaranya abjad “tj” menjadi “c” pada kata “tjutji” menjadi “cuci”, huruf “dj” menjadi “j” pada kata “djarak” menjadi “jarak”, dan masih banyak lagi. EYD sendiri mengalami dua kali revisi adalah pada tahun 1987 yang disebut sebagai edisi kedua dan tahun 2009 yang diketahui selaku edisi ketiga.
Tahun 2016
Yang modern, pada tahun 2016 yang lalu diterbitkan Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) mengambil alih ejaan yang sebelumnya. PUEBI ini menjadi edisi keempat.
Baca juga : Berbagai Jenis Karya Sastra di Indonesia
Isi Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
PUEBI ini berisikan 78 halaman yang berisi ihwal:
- Pemakaian abjad, diantaranya aksara kapital, abjad, vokal, konsonan, diftong, miring, dan abjad tebal.
- Penulisan kata, membahas yang berkaitan dengan kata dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang, campuran kata, pemenggalan kata, kata depan, partikel, kependekan dan abreviasi, angka dan bilangan, kata ganti, dan kata sandang.
- Pemakaian tanda baca, meliputi tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda hubung, tanda pisah, tanda tanya, tanda seru, tanda elipsis, tanda petik, tanda petik tunggal, tanda kurung, tanda kurung siku, tanda garis miring, dan tanda penyingkata atau apostrof.
- Penulisan bagian serapan, mencakup unsur serapan dari bahasa kawasan mirip bahasa Jawa, Sunda, dan Bali maupun dari bahasa gila mirip Arab, Belanda, Inggris, dan yang lain.
Bapak dan Ibu dapat melaksanakan pengunduhan file ajaran umum melalui link berikut :
Download Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (879 KB)
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon