Jumat, 30 Oktober 2020

Komponen Dongeng : Intrinsik Dan Ekstrinsik

Unsur dongeng ialah komponen-komponen yang menghipnotis terbentuknya sebuah dongeng. Sebuah dongeng kalau diketahui secara mendalam maka akan dijumpai didalamnya terdapat bagian-unsur penting sebagai penyusun sebuah dongeng. Unsur-unsur ini digolongkan menjadi dua ialah bagian intrinsik dan bagian ekstrinsik.


Unsur Cerita (Intrinsik)


Unsur intrinsik kisah adalah komponen yang menyusun sebuah cerita dari dalam dongeng tersebut. Unsur-komponen intrinsik ini mencakup:




  1. Tema


    Tema ialah ide atau inspirasi yang mendasari suatu cerita. Tema bisa dinyatakan secara eksplisit atau diungkapkan dalam cerita dapat pula yang dinyatakan secara implisit atau tidak tertulis dalam cerita namun harus dipahami.



  2. Amanat


    Amanat adalah pesan susila atau pesan aktual yang ingin disampaikan pengarang melalui dongeng.

    Seperti halnya tema, amanat juga dapat dinyatakan secara eksplisit ialah dengan memberikan usulan, usul, nasehat, perayaan, proposal, atau larangan yang berhubungan dengan pemikiran utama dongeng. Amanat juga mampu dinyatakan secara implisit adalah dengan menyisipkan ajaran moral atau pesan dalam peristiwa yang terjadi pada tokoh dalam cerita.



  3. Penokohan/Karakter


    Tokoh adalah orang, hewan, atau benda yang diinsankan yang menjalani insiden dalam banyak sekali insiden kisah.


    Digolongkan menurut sifatnya, tokoh dibedakan menjadi tiga:

    Tokoh protagonis, ialah tokoh yang membawakan perwatakan faktual dan menyampaikan nilai-nilai aktual.

    Tokoh antagonis, ialah tokoh yang membawakan perwatakan negatif dan kadang-kadang bertentangan dengan protagonis.

    Tokoh tritagonis, yakni tokoh penengah.


    Digolongkan menurut fungsinya, tokoh dibedakan menjadi dua:

    Tokoh sentral, yakni tokoh yang memegang peran utama.

    Tokoh bawahan, adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam kisah, akan tetapi sangat diperlukan selaku penunjang tokoh sentral.

    Tokoh figuran, yaitu tokoh yang berperan tidak terlalu menonjol. Hanya selaku sampingan sesekali muncul dan perannya tidak menonjol seperti tokoh sentral dan tokoh bawahan.



  4. Latar/Setting


    Latar atau setting yaitu segala petunjuk, informasi, pola yang berhubungan dengan ruang, waktu, situasi, dan suasana sosial terjadinya insiden dalam kisah.


    Latar mampu dibedakan sebagai berikut:

    Latar daerah, bekerjasama dengan lokasi terjadinya kejadian yang diceritakan dalam cerita.

    Latar waktu, berhubungan dengan kapan terjadinya kejadian-peristiwa yang diceritakan dalam cerita.

    Latar Suasana, berkaitan tentang suasana pada ketika peristiwa pada kisah terjadi. teladan latar suasana adalah menegangkan, senang, lucu, sedih, haru, maupun sedih.

    Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang bekerjasama dengan perilaku sosial masyarakat di sebuah daerah dalam kisah. Latar sosial dapat meliputi akhlak istiadat, kebiasaan hidup, tradisi, persepsi hidup, cara berpikir dan bersikap, iktikad, dan status sosial.



  5. Alur/Plot


    Alur ialah rangkaian peristiwa dalam dongeng yang tersusun dalam korelasi karena balasan.


    Berdasarkan urutan peristiwanya, alur digolongkan menjadi tiga:

    Alur maju atau normal mencakup rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu insiden. Dimana cerita diawali dari satu kejadian dan kemudian berkembang sampai titik puncak dan tamat penyelesaian dongeng tersebut.

    Alur mundur atau sorot balik meliputi rangkaian peristiwa yang susunannya tidak cocok dengan urutan waktu insiden atau dongeng bergerak mundur. Cerita dimulai dari sebuah keadaan yang ialah balasan dari runtutan peristiwa sebelumnya. Penceritaan bergerak mundur mengurai setiap insiden yang menjadi penyebab kondisi tamat tersebut.

    Alur maju-mundur atau adonan meliputi rangkaian insiden yang urutannya sesuai dengan waktu insiden, tetapi sekali waktu melaksanakan flashback atau mengulang peristiwa yang sudah berlalu.



  6. Sudut Pandang


    Sudut pandang atau point of view, yakni posisi pengarang dalam membawakan suatu cerita.


    Posisi pengarang ini terdiri atas dua macam, adalah:

    a. Berperan langsung sebagai tokoh yang tampakdalam cerita yang bersangkutan.

    b. Hanya selaku pihak ketiga yang berperan sebagai pengamat dan tidak mengambil peran dalam cerita.



Baca juga : Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Terbaru


Unsur Cerita (Ekstrinsik)


Unsur ekstrinsik kisah yakni unsur yang menghipnotis terciptanya cerita dari luar atau subyektif penulis. Unsur-bagian ekstrinsik mencakup:



  1. Biografi Penulis

    Biografi merupakan riwayat dari penulis dongeng meliputi pendidikan, prestasi, maupun pekerjaan. Sebagai pola, penulis dengan riwayat pendidikan ekonomi akan lebih cenderung membuat dongeng dari sudut pandang ekonomi.

  2. Cara Pandang Penulis

    Cara pandang penulis bersahabat kaitannya dengan biografi. Karena cara pandang penulis diperoleh dari riwayat-riwayat yang telah dilalui penulis.

  3. Kondisi Saat Dibuat Karya Sastra

    • Budaya/Adat Istiadat

    • Situasi Politik

    • Sejarah

    • Keadaan Ekonomi





Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)